Menjelang penutupan tahun fiskal, pihak Kementerian Keuangan dan Bappenas menegaskan bahwa fundamental ekonomi nasional masih terjaga meski tekanan global terus berlanjut.
Produk Domestik Bruto (PDB) berada di kisaran lima persen sepanjang tahun, ditopang sektor konsumsi dan ekspor.
“Momentum pertumbuhan masih baik, dan itu bukti bahwa kebijakan fiskal-moneter berjalan efektif,” ujar Sri Mulyani Indrawati, pekan ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyoroti peran belanja daerah agar realisasi anggaran lebih cepat.
“Dana pemerintah jangan hanya mengendap di bank,” imbuh Purbaya.
Sementara dari sektor global, harga komoditas utama seperti batu bara, CPO, dan nikel fluktuatif akibat penyesuaian permintaan dunia.
Namun, defisit transaksi berjalan tetap surplus tipis.
Sektor industri dan UMKM menyesuaikan strategi untuk memperluas akses konsumen.
Platform e-commerce mendorong inklusi finansial.
Otoritas moneter tetap menjaga stabilitas nilai tukar dan suku bunga.
Inflasi terkendali di kisaran 2,7 %, sementara rupiah relatif stabil sepanjang November.
Kendati risiko eksternal belum hilang, ekonom menilai prospek 2026 lebih baik.
Prioritas 2026 adalah mengembangkan infrastruktur dan SDM unggul.
Dengan stabilitas politik dan fiskal, ekonomi Indonesia diyakini bisa tumbuh lebih kuat.