Otoritas terkait resmi mengumumkan perubahan harga jual bahan bakar minyak (BBM) pada awal bulan ini.
Kebijakan ini mendapat perhatian luas dari masyarakat karena mempengaruhi inflasi.
Berdasarkan data lembaga pengatur energi, harga Solar subsidi naik sekitar Rp500–Rp1.000 per liter.
“Penyesuaian ini dilakukan karena harga minyak dunia meningkat,” kata pejabat pemerintah.
Penyesuaian energi nasional berdampak domino ke sektor logistik.
Ongkos kirim barang meningkat, yang berpengaruh pada inflasi bulanan.
Pemilik usaha kecil mengaku khawatir akibat penurunan daya beli konsumen.
Pengamat kebijakan publik mengatakan bahwa penyesuaian tarif energi memang perlu dilakukan.
Namun, perlu menjaga keseimbangan sosial.
“Kebijakan kompensasi energi wajib segera dijalankan agar masyarakat kecil tidak terlalu terdampak,” imbuh Ekonom UI.
Di sisi lain, kabupaten dan kota mulai menyesuaikan tarif angkutan.
Komunitas pengemudi berharap ada kejelasan.
Kenaikan BBM kali ini menjadi tantangan bagi daya beli masyarakat.
Jika kebijakan energi dikelola dengan baik, pengamat menilai mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
Yang dibutuhkan saat ini adalah komunikasi yang jelas.
BBM dan gas tetap fluktuatif, tapi stabilitas sosial tetap menjadi prioritas.
Karena energi menjadi fondasi pergerakan industri.